Di Balik Punggung Maya

Malam yang penuh luka lagi. Pukul dua menjadi titik balik lagi. Setelah bertahun-tahun, bayangan itu muncul lagi dan lagi. Jika ibaratnya ada sebuah lubang, aku menjatuhkan diri ke dalamnya berkali-kali. Sebenarnya aku tidak mau melompat, tetapi memasuki lubang tersebut sungguh menyenangkan. Aku sering membayangkan bahwa dasar dari lubang itu adalah langit. Maka ketika aku melompat…

Related Posts:
Share:

Light of Shadow

Atas nama bayangan, si Cahaya meredam jari-jarinya dari tubuh sang Bayangan. Dia melakukannya setelah berfikir keras. Keberadaannya mungkin tidak pernah diharapkan Bayangan, tapi Cahaya selalu merasa bahwa dirinya adalah Bayangan. Sang Bayangan mungkin berpikir bahwa dia ada karena adanya Cahaya, tapi sebenarnya Cahaya yang selalu berharap Bayangan itu ada. Bayangan mungkin berfikir bahwa dia selalu…

Related Posts:
Share:

Terlelap di Balik Semesta-Mu yang Diam

Mentari yang mulai lelah perlahan bersembunyi di balik gedung-gedung kota, Arman duduk meratapi surat Sarinti di bawah sendu langit senja. Kata yang selalu terngiang senang menguasai akal dan hati, “Tapi nampaknya aku telah sampai di pelabuhanku sendiri.” Begitu menyiksa kalimat tersebut tertulis di akhir surat. “Tuhan, hari ini nampaknya Kau sedang ingin menguji diriku yang…

Related Posts:
Share: