Apakah Tuhan ada dalam pikiranmu? Bila pun sudah ada, berarti itu hanya tuhan imajinatif. Jika Tuhan Allah dalam Imajinasi, pasti berbeda dengan imajinasi orang lain yang sama-sama bertuhan. Manusia dengan tipikal bertuhan seperti ini berbahaya dalam pergaulan sosial, karena biasanya akan memaksakan imajinasi ketuhanan dia pada orang lain. Jika dirasa imajinasi ketuhanan orang lain berbeda dengannya, ia akan mudah menghakimi dan menghukumi orang lain sebagai: MUSYRIK, KAFIR, BID’AH BAHKAN THAGUT.
Karena itu konsepsi iman yang sejati adalah membenarkan dengan hati (tasdiqun bil qolbi) berupa keyakinan atas Dzat, Sifat dan Af’al Allah yang terbenam di dalam hati, tiada yang tahu kecuali dirinya dan Tuhannya. Upaya mencapai level ini tidak mudah, bahkan dalam dunia tasawuf hanya bisa dilakukan dengan talqin oleh seorang MURSYID. Apakah anda sudah punya mursyid dan bertalqin padanya?
Setelah membenarkan dengan hati, beriman pada Allah itu mengucapkan dengan lisan (wa iqrorun billisan), yaitu mengucapkan syahadatain, memberbanyak dzikrullah, talil quran. Sehingga lisannya terjaga dan terpelihara dengan bingkai tauhidullah. Tidak mudah menebar GHIBAH dan FITNAH pada orang lain. Tidak heran bagi para pengamal thariqah, saking sibuknya berdzikir tidak ada kesempatan untuk menilai orang lain. Karena dalam pandangannya semua orang shalih kecuali dirinya yabg bergelimang dosa.
Setelah itu, membuktikan keimanannya dengan perilaku yang baik (wa’amalun bil arkan), berupa amal shaleh, nulung kanu butuh nalang kanu susah. Dalam pandangannya semua orang wajib ditolong, kecuali dirinya baik dengan ilmu, harta, tenaga maupun nyawanya. Jika tidak mampu menolong orang lain, setidak-tidaknya tidak menyusahkan orang lain.
Bila Allahmu masih dalam imajinasimu, sibuklah memasukan Allah kehatimu (QS. Al-Ahzab: 14). Jika Allah sudah dihatimu tandanya, lisan akan candu berdzikir dan hati akan tenang (QS. Al Ra’du: 28). Tanda lain, menyebut asama Allah hati akan bergetar, mendengar ayat Allah bertambah kualitas imannya, dan hanya kepada Allah bertawakal (QS. Al-Anfal: 2)…Robunallah

Oleh: Tata Sukayat
Angkatan: 1996